Rabu, 18 November 2015

KEKUATAN MEMAAFKAN

Bulan Maret lalu Jupe masuk tahanan, kini giliran Depe alias Dewi Persik masuk bui. Meski tidak mau naik mobil Kejari dan memilih naik Jaguar, tapi pasti hatinya tercabik-cabik dan terluka. Siapapun orangnya pasti tidak mau dipenjara, tempat tidak nyaman, kebebasan terampas, dan pasti menjadi beban seumur hidup. Kalau bisa dihindari, kenapa tidak? Keduanya sama-sama menanggung akibatnya karena berseteru di sela-sela syuting Arwah Goyang Kerawang, empat tahun lalu. 

Sebetulnya mudah saja supaya mereka tidak masuk bui, hanya saling memaafkan. Mereka tidak perlu biaya besar untuk membayar pengacara dan tidak perlu menghadiri sidang yang melelahkan jiwa raga. Semua akan berjalan damai, bila mau mengalah. Sayangnya mereka memilih jalan lain. Dulu Depe merasa di atas angin saat Jupe dipenjara. Tetapi kini giliran dia merasakan hal yang sama dengan Jupe. Jadi, rentetannya menjadi panjang, hidup pun menjadi tidak tenang. 

Sebetulnya rasa sakit hati itu bisa muncul karena itu sangat manusiawi, tetapi juga bisa diredakan bahkan dihilangkan. Kita bebas memilih yang mana, dengan segala resikonya. Ketika rasa berbicara, kita kadang menjadi gelap mata. Sesuatu yang kecil menjadi terlihat besar. 

Memaafkan itu mungkin memang mudah dikatakan, tetapi susah dilakukan. Akan tetapi, kalau kita mau melakukan, rasa damai itu akan mengalir di dada, bagai setetes embun pagi, menyegarkan dan menyembuhkan luka jiwa kita. 

Belajar dari Jupe dan Depe, kalau kita berkonflik dengan orang lain, wajar kita akan mengalami sakit hati. Jiwa kita terluka. Kita akan melihat diri kita benar, dan lawan pasti salah. Bahkan mungkin kita akan membagikan rasa sakit hati itu. Tetapi hidup jalan terus, kan? Maukah hidup kita akan tersandung-sandung dan jalan hidup kita terhuyung-huyung karena hati kita limbung? Pasti enggaklah, onak nan perih itu harus kita singkirkan dari hati kita. Kadang kita menuntut si lawan meminta maaf terlebih dulu. Tapi kalau kita tidak bisa mengubah dunia, kenapa bukan kita saja yang berubah? Kalau kita ingin dimaafkan, ya kita mulai memaafkan terlebih dulu. Saya rasa kita menjadi lebih berharga bila mau memulai lebih dulu. Masalah si dia belum mau berubah, itu masalah dia, bukan masalah kita. Kalau hidup bisa dibuat ringan, kenapa dibuat berat?

catatan 16-2-2014

LIMA LANGKAH MUDAH, JADIKAN TABMU SEBAGAI MODEM

Nah, buat yang punya tab tapi gak mau pakai modem lagi. Tapi butuh ngetik-ngetik atau pengen ngirim email tapi file ada di laptop, nih langkah mudah jadikan tab sebagai modem.  Kalau ada fasilitas kenapa gak digunakan ya enggak Mas Bro? Kan bisa dua orang pakai, satunya pakai laptop, satunya pakai tab. Irit, bukan?

1.     Klik Setting atau Pengaturan gambar roda putih dalamnya biru.
2.     Klik More Setting atau Pengaturan gambar kotak abu2 ada 3 titik putih
3.     Klik Tethering dan portab (ada keterangan berbagi koneksi data seluler perangkat lewat USB, Wi-Fi atau Bluetooth)
4.     Klik Hotspot Wi-Fi,pilih angka 1 yg kanan. Nanti keluar kata sandi.
5.     Tunggu sampai tanda kotak biru dan gambar sinyal putih
6.     Nyambung deh....

Selamat mencoba ya! Ini buat Tab Samsung loh. Yang lainnya mudah-mudahan sama.

WAKTU DAN TEMPAT KAMI PERSILAHKAN

“Waktu dan tempat kami persilakan!”... kalimat tersebut terucap di acara Kick Andy Heroes di Metro TV, yang ditayangkan Sabtu, 1 Maret 2014. Sepintas memang ekspresi itu sering kita dengar. Yuk, kita rasakan bersama, logika bahasanya. Yang dipersilakan ke podium itu waktu dan tempatnya ataukah orangnya? Kalau yang diminta ke depan orangnya, lebih tepat “Waktu dan tempat kami berikan kepada Bapak....” atau “Bapak... dipersilakan naikke panggung." Apakah waktu dan tempat bisa jalan ke panggung? Tentu saja tidak bisa, kan? Jadi, yang sering diucapkan orang, kadang belum tentu benar. 

Catatan  1 Maret 2014 

DI SINI ATAU DISINI ?

Di pinggir jalan kita sering melihat sebuah papan kecil. Di papan itu ada tulisan ... bisa dibeli disini. Aduh... gatal deh rasanya. Pesan papan di mana itu ya? Pasti yang membuat papan juga tidak tahu kapan menulis di terpisah dan kapan disambung. Di sini harusnya ditulis terpisah. Kenapa? Di bila berfungsi sebagai kata depan penulisannya dipisah, seperti di sana, di pasar, di atas, di Gramedia, di Wonosobo, di kantor, dll. Kalau di- sebagai pasif memang ditulis disambung, seperti ditulis, dibaca, dibeli, dll. Kata-kata itu berasal dari kalimat aktif : menulis, membaca, membeli.

Cara yang paling mudah untuk membedakan di sebagai kata depan dan di- sebagai pasif adalah : bila di belakang di ada kata yang menyatakan tempat, di ditulis terpisah, sedangkan bila belakangnya ada kata kerja ditulis disambung.

KATA DEPAN                           PASIF
di sini                                       dijual
di depan                                   dipasang
di atas                                      diangkat
di pasar                                    dibelikan
di rumah sakit                           diperiksa

Diingat-ingat ya...  terus dipakai dengan benar ya... terus dibagikan ke teman-temanmu ya! Oke gampang, kan?